Profil Desa Sukorame

Ketahui informasi secara rinci Desa Sukorame mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sukorame

Tentang Kami

Profil Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Boyolali, per 24 September 2025. Mengupas transformasinya menjadi desa wisata edukasi (eduwisata) yang meriah, yang secara inovatif memadukan potensi peternakan sapi perah dan pertanian di lereng Merapi.

  • Destinasi Eduwisata Terpadu

    Sukorame telah berhasil mengembangkan model desa wisata edukasi yang menawarkan pengalaman langsung (hands-on experience) dalam proses peternakan sapi perah dan pertanian dataran tinggi.

  • inovasi Berbasis Komunitas dan Digital

    Digerakkan oleh BUMDes dan kelompok pemuda yang melek digital, desa ini secara profesional mengelola dan memasarkan paket-paket wisatanya, menunjukkan model pengelolaan pariwisata modern di tingkat desa.

  • Ketangguhan Hidup di Lereng Merapi

    Sebagai desa yang berada di lereng Gunung Merapi, masyarakatnya memadukan geliat pariwisata dengan kearifan lokal dalam mitigasi bencana dan hidup harmonis dengan alam vulkanik.

XM Broker


Desa Sukorame: Panggung Eduwisata Meriah dan Inovasi Komunitas di Lereng Merapi

SLAWI, 24 September 2025, 09:44 WIB – Di lereng timur Gunung Merapi yang subur, Desa Sukorame di Kecamatan Musuk, Boyolali, hidup sesuai dengan arti namanya: sebuah tempat yang menyukai keramaian dan kemeriahan (suko rame). Namun keramaian di sini bukanlah hiruk pikuk biasa, melainkan keriuhan positif dari tawa anak-anak sekolah dan antusiasme pengunjung yang datang untuk belajar. Sukorame telah secara cerdas dan inovatif mengubah seluruh potensi desanya menjadi sebuah panggung eduwisata yang dinamis, membuktikan bahwa kehidupan agraris otentik adalah atraksi terbaik di era modern.

Geografi di Lereng Merapi yang Produktif

Desa Sukorame terletak di ketinggian lereng Gunung Merapi, sebuah lokasi yang memberikannya dua anugerah utama: tanah vulkanik yang sangat subur untuk pertanian dan peternakan, serta udara sejuk dengan pemandangan alam yang indah. Geografi ini menjadi modal dasar bagi pengembangan dua pilar ekonomi utamanya, yaitu agrikultur dan pariwisata.Sebagai desa yang berada di lereng salah satu gunung api teraktif di dunia, masyarakat Sukorame juga hidup dengan kesadaran penuh akan potensi risiko bencana. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali, desa ini memiliki luas wilayah yang didominasi oleh lahan pertanian, tegalan untuk pakan ternak dan permukiman yang tertata. Kedekatannya dengan pusat Kecamatan Musuk dan akses jalan yang relatif baik menjadikannya mudah dijangkau oleh para pengunjung.

Eduwisata Sapi Perah: Dari Kandang ke Gelas

Daya tarik utama dan pembeda dari Desa Sukorame adalah paket wisata edukasi (eduwisata) sapi perahnya. Mengambil kekuatan Boyolali sebagai "Kota Susu", Sukorame tidak hanya menjual produk akhir berupa susu, tetapi juga menjual proses dan pengalamannya. Di sini, pengunjung, terutama rombongan pelajar dan keluarga, diajak untuk terlibat langsung dalam aktivitas peternakan.Pengalaman yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari belajar tentang jenis-jenis sapi perah, ikut serta memberi makan ternak dengan rumput segar, hingga mencoba sensasi memerah susu langsung dari sapinya di bawah bimbingan para peternak lokal. Puncak dari pengalaman ini adalah saat pengunjung diajak untuk mengolah susu segar hasil perahan menjadi produk sederhana seperti yogurt atau es krim, yang kemudian bisa mereka nikmati. Model "dari kandang ke gelas" ini memberikan pemahaman yang utuh dan pengalaman yang tak terlupakan bagi pengunjung.

Belajar Bertani dan Menyatu dengan Alam

Selain eduwisata sapi perah, Sukorame juga menawarkan paket edukasi pertanian. Pengunjung dapat turun langsung ke ladang untuk belajar menanam atau memanen sayuran dataran tinggi seperti wortel, kubis, dan sawi. Bagi pengunjung dari perkotaan, pengalaman memegang tanah dan memetik sayuran segar langsung dari kebunnya adalah sebuah kemewahan.Potensi alam desa juga dimanfaatkan untuk kegiatan luar ruang (outbound) dan perkemahan. Area-area tertentu di desa ditata menjadi lokasi untuk kegiatan membangun tim (team building), permainan tradisional, dan jelajah alam ringan, menjadikan Sukorame sebagai destinasi lengkap untuk kegiatan rekreasi dan edukasi.

Inovasi Digital dan Peran Sentral BUMDes

Keberhasilan transformasi Desa Sukorame menjadi desa eduwisata tidak lepas dari pengelolaan yang profesional dan modern. Seluruh paket wisata dan aktivitas di desa ini dikelola secara terpusat oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bekerja sama erat dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Karang Taruna.BUMDes ini menunjukkan kapasitas manajemen yang mumpuni. Mereka secara aktif memanfaatkan platform digital untuk promosi dan reservasi. Melalui akun-akun media sosial yang dikelola secara kreatif oleh para pemuda desa, informasi mengenai paket wisata, harga, dan jadwal kegiatan disebarkan secara luas. Penggunaan sistem reservasi daring juga memudahkan calon pengunjung untuk merencanakan kunjungan mereka. Inisiatif ini menempatkan Sukorame sebagai salah satu contoh "Desa Cerdas" (Smart Village) yang berhasil mengadopsi teknologi untuk kemajuan desanya.

Pertanian dan Peternakan sebagai Fondasi Otentik

Penting untuk dicatat bahwa semua atraksi eduwisata di Sukorame dibangun di atas fondasi ekonomi agraris yang nyata dan otentik. Peternakan sapi perah dan ladang-ladang sayuran bukanlah properti wisata yang dibuat-buat, melainkan mata pencaharian utama masyarakat sehari-hari. Keaslian inilah yang menjadi nilai jual tertinggi. Para peternak dan petani yang menjadi pemandu adalah pelaku sesungguhnya, yang berbagi pengetahuan dan kisah mereka dengan tulus. Dengan demikian, pariwisata tidak menggusur pertanian, melainkan memberikan nilai tambah dan sumber pendapatan baru di atasnya.

Hidup Harmonis dengan Merapi

Sebagai bagian dari komunitas lereng Merapi, masyarakat Sukorame memiliki ketangguhan dan kearifan lokal dalam hidup berdampingan dengan gunung api. Pengetahuan tentang mitigasi bencana menjadi bagian dari kurikulum tak tertulis di desa ini. Aspek ini seringkali juga menjadi bagian dari cerita yang dibagikan kepada pengunjung, memberikan edukasi tambahan tentang kekuatan alam dan cara manusia beradaptasi, yang memperkaya pengalaman wisata mereka.

Tantangan dan Visi Menjadi Pusat Eduwisata Unggulan

Tantangan utama yang dihadapi adalah menjaga kualitas layanan dan keaslian pengalaman di tengah meningkatnya jumlah pengunjung. Pengelolaan sampah, dampak lingkungan dari aktivitas wisata, dan risiko komersialisasi berlebihan yang dapat mengikis otentisitas adalah isu-isu yang harus dikelola dengan bijaksana. Selain itu, ancaman laten dari aktivitas Gunung Merapi yang dapat menghentikan kegiatan pariwisata sewaktu-waktu juga menjadi faktor yang harus selalu diperhitungkan.Visi masa depan Desa Sukorame adalah menjadi pusat eduwisata agraris terkemuka di Jawa Tengah. Peluangnya sangat besar, termasuk menjalin kemitraan resmi dengan sekolah-sekolah dan perusahaan untuk program kunjungan rutin, mengembangkan produk olahan susu dengan merek "Sukorame" yang bisa menjadi oleh-oleh khas, serta mendapatkan sertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan dari lembaga yang kredibel.PenutupDesa Sukorame adalah contoh cemerlang dari sebuah desa yang tidak hanya pasrah pada potensi alamnya, tetapi secara aktif dan kreatif mengemasnya menjadi sebuah produk pengalaman yang bernilai tinggi. Dengan membuka pintu kandang dan ladang mereka kepada dunia, masyarakat Sukorame telah menemukan cara baru untuk mencapai kemakmuran, sesuai dengan semangat "suko rame" yang mereka sandang. Mereka membuktikan bahwa aset terbesar sebuah desa bukan hanya tanah atau ternaknya, tetapi juga pengetahuan, keramahan, dan kisah hidup warganya.